LAIN

Tampilkan postingan dengan label seni. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label seni. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 April 2013

Kehilangan adalah Ketika Memiliki


Suatu saat nanti, entah kapan
Jantungku akan berdetak begitu kencang
Memilin syaraf-syaraf
Menggulung kenangan serupa ombak
Tepat
Di pantai yang namamu jadi sebutannya

Suatu saat nanti, entah kapan
Suaraku akan jadi begitu keras
Meski tanpa toak juga alkohol
Memanggil namamu serupa adam menyeru hawa
Ketika
Diturunkan ke bumi

Suatu saat nanti, entah kapan
Aku menjadi benar memilikimu
Dan kehilangan adalah hantu tidur
Yang setiap malam mengusik mimpiku.

Suatu saat nanti, yang aku kira surga bukan lagi harapan dan neraka sudah menyenangkan.

Lasem, januari 2012

Sabtu, 08 Oktober 2011

Kesenian barongan, sesungguhnya kesenian hiburan rakyat


Baru saja tadi malam saya bersama adinda dan beberapa kawan rembang  mengunjungi monument perjuangan, tepatnya di nol kilometer Yogyakarta depan Gedung Agung ujung jalan Malioboro. Kedatangan kami ke sana  untuk nonton pentas Gelar Budaya Nusantara yang di ikuti kesenian daerah se-nusantara mewakili provinsi masing-masing. Sayangnya waktu kami tiba di sana hanya tinggal empat pentas, agak telat memang. Ya jogja di malam minggu sekarang macetnya serasa di jakarta, agaknya kota ini akan berganti iklim untuk beberapa tahun ke depan.
 
Ada pengalaman menarik di sini, dari beberapa pentas yang saya saksikan  justru saya lebih mengamati tepuk riuh penonton, baik ketika pentas itu mulai maupun di akhiri. Dari empat pentas yang sempat saya saksikan, pentas akhir sebelum penutup saya rasa justru mendapat tepuk riuh yang paling riuh dari penonton. Tari barongan dari Blora ternyata.

Terlepas saya sebagai orang jawa dan kebetulan pentas ini di jogja. Ternyata tabuhan gamelan jawa dengan hiruk pikuk gending dan polah penari barongan justru lebih bisa saya nikmati benar dari pada pentas yang lain. Tiada maksut membandingkan kesenian siapa yang lebih unggul, saya rasa penonton yang lain pun ikut terlena dengan suasana magis sekaligus meriah yang di bawa tari barongan. Ratusan kepala malam itu serasa ikut andil dalam panggung, begitu sinden di panggung teriak, seperti di komando para penonton pun mengikutinya dengan serentak. Satu garis lurus saya tarik dan ternyata saya pikir masyarakat sekarang yang mengatakan dirinya modern pun masih bisa terhibur dengan kesenian lama bahkan bisa di katakan dengan kesenian kuno ini.

Berbicara perihal kesenian Indonesia memang bukan perkara mudah, demikian juga saya. Kesenian Indonesia yang punya sejarah panjang dari mulai polemik politik kesenian sampai polemik bentuk kesenian itu sendiri dan sepertinya bukan kapasitas saya membicarakannya (yo ancen kid, hehehe). Tapi sebagai manusia Indonesia  yang tentu punya naluri seni dan budaya lebih tajam , logis bagi saya jika di katakan bahwa Kesenian akan mencapai esensinya jika sudah bisa menghibur penonton dengan se-begitunya. Dan malam tadi saya benar dengan sesungguhnya merasa terhibur sekali dengan pentas tari Barongan Blora.