Demikian jika jaring dan ikan-ikan bercakap mengenai Bulan yang bulat tepat di tengah bulan yang sinarnya melebihi gegap gempita gemintang beralaskan lautan jawa dalam cahayanya sampai dasar. di seberang sana:
Beralas pasir berteduh malam, diantara wajah-wajah gurau. Perempuan itu terkantuk-kantuk di buai angin Bonang. Aku sedari tadi terpekur di gelas kopi, di rimba kata-kata penyair masa kini.
Laut dan perempuan itu, puisi :
Ia berjalan dari sauk ke sauk memungut garam mengepul hidup. berjalan dari kota ke kota rimba kata makna.
Sungguh sesungguhnya kau, Laut dan seorang Perempuan puisi di jantungku.
Muhammad Akid AHA, Lelaki penyuka puisi
Yogyakarta, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar